Ayo gabung! Poskan karya anda ke salonsastra@yahoo.com atau salonsastra@gmail.com. Karya anda bisa berbentuk puisi, prosa atau renungan (maks. 1 hal quarto), dalam bentuk teks, audio maupun video. Kunjungi juga Obrolan Sastra Salonsastra di Facebook dan Salon Sastra Grup di Flickr.

10.29.2010

Sebuah Renungan

sumber foto http://www.picasaweb.google.com/
Di dalam jam yang berdetak ada ketidakyakinan terhadap diri.
Ada pengakuan yang terlalu berlebihan.
Ada penyembahan yang penuh lamunan.
Ada kebanggaan yang terlalu dibuat-buat.
Ada keraguan yang tidak jelas ujungnya.
Ada sumpah serapah lantaran kita tidak bisa mengusir kemiskinan.

Aku sudah berkaca
Hingga retak kacaku,
Hingga penuh debu dan lumut
Dan kudapati jawaban, ternyata aku tidak pernah berkaca

Aku sudah belajar dari hidup
Buku yang kubaca tingginya mencapai tujuh lapis langit
Dan aku menarik satu kesimpulan
Ternyata aku belum belajar dari hidup

Aku sudah bertemu dengan jati diriku
Melalui perenungan yang dalam
Hingga kukejar ujung sumur tanpa dasar
Tapi disana aku ternganga
Ternyata belum kutemukan jati diriku

Aku masih sebentuk raga dan jiwa yang tidak pernah bersatu padu
Aku maki kau, kupikir aku yang benar
Ternyata aku tidak benar
Aku bela kau, kupikir aku yang tepat
Ternyata aku tidak tepat

Aku masih sebongkah pertanyaan yang terus menggelinding
Entah mau kemana

Dan ketika kau tanyakan kesucian
Kebersihan
Kebaikan
Kebijaksanaan
Kupikir aku tempatnya
Ternyata aku cuma sampah…

Mustawa, 30 oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar