Ayo gabung! Poskan karya anda ke salonsastra@yahoo.com atau salonsastra@gmail.com. Karya anda bisa berbentuk puisi, prosa atau renungan (maks. 1 hal quarto), dalam bentuk teks, audio maupun video. Kunjungi juga Obrolan Sastra Salonsastra di Facebook dan Salon Sastra Grup di Flickr.

12.25.2010

Senja Bernuansa Abu Abu

karya Rochyana Rohadi

sumber foto : internet.
I
Senja bernuansa abu-abu
langitnya…lautnya…
jingganya sinar surya kalah terbalut
sendu

Angin sepoi memainkan rambutku
sejuk… membuat mata terpejam
merasakan hadirmu

Kau dengarkah pintaku untuk
duduk di sampingku
mendengarkan nyanyi air yang merdu ?

            II
Nuansa kelabu makin meraja
Sementara lampu - lampu mulai menyala
menambah sendu suasana

Dari tepi pantai
gedung-gedung terlihat seperti siluet
ikut berwarna kelabu karena jarak
yang jauh

Sunyi menyusup ke hati
Sepi…tapi ada tenang perlahan
menyelimut jiwani
entah kenapa aku merasa
benar-benar engkau temani

                III
Senja tambah temaram…
Perahu lembayung berbendera hijau muda
terus bergoyang dipermainkan gelombang
Kukatakan dalam hati:
“Andy, sedari tadi dia menunggu kau datang”

                IV
Perahu Prabu ditambatkan berdampingan
dengan lembayung
bagai sepasang kekasih saling memandang
dan bercakap dalam diam
bahasa batin, yang bermainn

                V
Ada suara musik dan nyanyi dari cafe
di pinggir pantai :
“Aaaa…aaaa…aaaa…”
Seriosa seperti orang kesurupan
Kemudian terdengar lagu Megi Z :
“Tidak semua…laki-laki…”
Ya ampun…
Kaya’nya lebih bagus tak usah menyanyi…

                VI
Bulan biru muda mengintip dari balik
awan hitam
kontras dengan  kuning terangnya lampu
dermaga

Aku memandang ke laut lepas
Terpaut pandang ke perahu-perahu boot
Yang sesekali lintas
Deru mesinnya memecah sunyi
yang membalut jiwani
menyadarkan hati kalau aku hanya sendiri

                VII
Sudah malam…
Nafasku sedikit lega
mungkin karena rasa stress yang mereda
Aku pulang , merenda kata dalam malam

Pengantin


karya Fitriani Um Salva

sumber foto : internet.

1
kutunggu kau merobek gamisku
kau musti lihat makna tubuhku
yang menyimpan keperawanan ilmu

2
adakah salahnya kusimpan sobekan piyamamu
sebab kan kujadikan alas betis bagiku
ketika kucari keberadaanmu
yang lancang mengintip singgasanaku

TRAGEDI CINTA


karya Peri Biru

sumber foto : www.picasaweb.google.com

Mungkin darah serupa madu
& cinta semacam candu
Kan kuteguk tiap tetesnya yang keluar dari nadiku yang teriris manis

Cinta ini layaknya belati
Yang mencabik pori-pori hati
Merobek anal langit pun menggoreskan luka jiwa

Seperti hantu tanpa kepala
Mayat jiwaku berkeranda
Tanpa kafan & hanya telanjang

Pada ufuk senja
Engkau taburkan bunga di dada
Dimana duri mawar itu kau mahkotakan di kepala rohku

Aku memintamu memenggal kepalaku
Agar tak lagi kulihat ketampananmu yang bagai empedu
Biarlah ku menyelam di telaga kesunyian

Semerta ku tenggelam dalam dimensi tak bertuan