Ayo gabung! Poskan karya anda ke salonsastra@yahoo.com atau salonsastra@gmail.com. Karya anda bisa berbentuk puisi, prosa atau renungan (maks. 1 hal quarto), dalam bentuk teks, audio maupun video. Kunjungi juga Obrolan Sastra Salonsastra di Facebook dan Salon Sastra Grup di Flickr.

10.25.2010

Risalah monyet

menatap arti hidup kejam terasah waktu

lapar menyengat manusia tak ber ilmu

andai saja ilmu adalah penolong

tentu tak ada manusia-manusia mengonggong

ilmu adalah manfaat

manfaat dirinya dan untuk mereka

bukan mengambil hak-hak setelah duduk di tahta

korupsi mumpuni, menginjak, mencaci

Aku ,mendengar risalah monyet..

monyet yang tidak berilmu tapi memberi manfaat

si monyet di siksa dan di keluarkan dari habitatnya

menjadi tontonan pengganti bioskop kaum strata kiri

memberi senyum, tawa, bahkan sandang, pangan, papan bagi yang menyiksa

monyet tak bernaluri dan tak mendapat gelar sarjana tinggi

ia adalah ciptaan Tuhan yang katanya tak berakal dan punya hati

tp memberi manfaat kepada mahluk lain yang bernama manusia

bagaimana dengan ciptaan Tuhan paling sempurna

yang di bekali ilmu ahlak mulia

akankah sikap-sikap binatang akan terus ada di dada manusia

padahal itu bukan Qodratnya

sungguh aku menangis dalam sayatan  do'a

" jika ini adalah akhir zaman

                                        jangan biarkan zaman ini berakhir dalam kejahiliyahan "

" Tuhan..

                                        kau telah kirimkan nabi pencerah alam "


" Agar rumput hijau tumbuh di padang mashyar


                                      dan sebagai saung peneduh tujuh matahari di akhir usang "


" shalawat Nabi

                                       Rindu ramadhan "

 Ade Riyan Purnama pada 25 Oktober 2010 jam 19:57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar