Ayo gabung! Poskan karya anda ke salonsastra@yahoo.com atau salonsastra@gmail.com. Karya anda bisa berbentuk puisi, prosa atau renungan (maks. 1 hal quarto), dalam bentuk teks, audio maupun video. Kunjungi juga Obrolan Sastra Salonsastra di Facebook dan Salon Sastra Grup di Flickr.

12.06.2010

MENUNGGU... KATA MAAFMU...

Karya Lika Niea
sumber foto : http://www.picasaweb.google.com/

Aku meratapi tangis yang terus tumpah karenamu... sekalipun telah mencoba ikhlas dengan kepergianmu... tapi kumasih berhutang maaf denganmu... maaf yang begitu sulit kudapat darimu, padahal itu amat berarti buatku... kadang terpikir bahwa kau begitu membenciku... hingga sesaat perkenalanmu dengan ku tak lagi punya arti... entah apa kau membaca pesanku... atau kau buang begitu tahu... tapi aku tak akan berhenti meminta maaf... karena islahku tak akan habis untukmu... karena aku mengharapkan keberkahan untukmu... aku tak ingin kau menyimpan benci yang justru akan menyulitkanmu mendapatkan keberkahan hidup... begitu pula denganku... bagaimana jika saat perjumpaanku dengan dunia telah berakhir... tapi kutetap tak mendapatkan maafmu?... sementara perjalanku akan semakin rumit setelahnya... sahabat ku tersayang... kau akan tetap menjadi pelitaku... karena sesungguhnya sinarmu tak pernah meredup dihatiku... aku akan menjaganya agar sinar kasihmu tak lekang diterjang egoku... ku berharap kau akan selalu bahagia... Dan buatku menunggu maaf mu Seperti menginjak ranjau ... melaju melangkah maka kuhancur... menetap diam ku tak akan ada arti... jika keagungan alam bisa mewakilkan keaagungan cintaku untukmu... maka akan kupilih air sebagai pengganti diriku... karena jika kau berkawan dengan haus dan letih maka air akan menyejukanmu... jika kau berkawan dengan penat dan jenuh... gemericiknya akan menenangkanmu... maka akupun ingin indahku terlukiskan seperti senja... dengan temaram  jingganya menyelimutimu dengan cinta... mengantarmu menapaki sendunya malam... dan benar adanya cinta tak selamanya memiliki... meski bumi terbagi... meski langit tak lagi beratap... jodohmu adalah jodohmu... dan jodohku adalah jodohku... tersyukuri dalam ucapan... termaknai dalam kasihsayang... tak usah risau aku hanya datang membawa pena... untuk menuliskan kata maaf sebagai gambaran hati yang tak lagi memendam amarah atas cinta yang terpatahkan... sebagai gambaran bahwa aku telah ikhlas kau tinggalkan... bahwa cinta tak mungkit terpaut dalam-dalam... karena kau telah memupuk bahagiamu sendiri... dengan pelita... pelita hatimu... bukan denganku... kekasih dan sahabatku... tak ada yang tak termaafkan... sebesar apa bencimu... hinggaku tak layak di maafkan?... Aku hanya singgah dan kemudian pergi dari dinding hatimu... aku kembali hanya untuk meminta maafmu... Abang... MAAFKAN AKU...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar