Ayo gabung! Poskan karya anda ke salonsastra@yahoo.com atau salonsastra@gmail.com. Karya anda bisa berbentuk puisi, prosa atau renungan (maks. 1 hal quarto), dalam bentuk teks, audio maupun video. Kunjungi juga Obrolan Sastra Salonsastra di Facebook dan Salon Sastra Grup di Flickr.

1.28.2011

TKW

karya Senandung Pusara 

sumber foto : http://www.picasaweb.google.com/
Kemiskinan yang jadi air mata
Jiwa manusia tak lagi berharga
Nyawa tak menjadi Hambatan
Demi Meraup dolar
Untuk menjadi dirinya Kaya

Air mata Miliknya kemiskinan
Tak peduli keselamatannya
Dan tak peduli Nyawa
semua Terampas Hawa Dunia

Namun pantaskah Manusia di perjual belikan
Layaknya seekor Binatang
Kambingkah kita?
Di sembelih untuk KurBan

Di mana nurani mu
Sang Penguasa Negeri
Di mana Kau Taruhkan Jabatan_mu
Diantara Bangkai Anak negeri kah?

Tak Bisakah kau Tuan Berikan Kekayaanmu?
untuk ciptakan lapangan kerja?
Tak bisakah Kau Tuan Berikan Jabatan mu untuk di Korbankan?
Demi Anak negeri tidak Jadi Budak di negeri orang

Hanya Dollar
Hanya Uang
Rakyatmu menjerit di Negeri sebrang
jadi kuli mereka ........

Kenapa suara mu Tak lantang wahai saudaraku...
Kau bertanya kan......
Kemana aku mengadu...Sedangkan mereka tak dengar!!!!!!
Karena Dolarr Bikin mereka Gemuk....

Apakah Negeri ini Bertuan.....
Tuan nya tidak peduli Jerit Tangis anak Negeri......

Adakah Calon penguasa Negeri Di pemilu nanti ?

Yang bertulang dan berkulit anak negeri
Sehingga:
Jeritan

Kepedihan

Rintihan....................................

Beliau merasakan   LUKA mu....



SEMOGA INDONESIA Memiliki sang PENGUASA BIJAKSANA
JAYA AKAN ANAK NEGERI....
YANG TIDAK DIPERBUDAK NEGERI SEBRANG

Ini Trauma negeri 

DESAH KERINDUAN DALAM PENANTIAN

karya ian kirana

sumber foto : http://www.i299.photobucket.com/
di dalam dekapan malam
ku himpun secalit asa
tuk membungkus rasa rindu yg kian membara di sukma

resah ku di peraduan menatap bias sinaran yang membingkai di sudut kamar

luluh tulang nadi berdenyut kencang
saat bayang gurauanmu kembali melintar dalam angan dan pikiran

ingin ku rengkuh dan dekap dalam pelukan
agar bisa ku tuang semua rasa ini

namun ruang waktu
tak dapat ku daki
sayap asaku terlalu lemah tuk kepakkan
tapak jejak rinduku tak mampu tempuhi semua

nyanyian burung malam
kian menambah kepiluan dalam penantian

akankah di ujung hari nanti
kan ku tuai semua buah penantian ini

bagai pelangi yang merona di ujung senja

Selamanya

karya Rochyana Rohadi

sumber foto : http://www.picasaweb.google.com/

Menyusur pantai
Saat matahari menyembul
di ufuk timur
Kecipak riak membasuh kaki

Sejuk…menjalar lewati pori
masuk ke nadi
meresap ke hati
ke jantung
ke jiwani
lalu rasa sunyi meraja

Aku ingat dia berkata:
“Ana, ada suara laut di sini
di rongga cangkang kerang ini
ada rindu,kasih,sedih,sayang
dan cintaku
semua tak kan pernah mati
meski nanti kita tak bersama lagi”

Aduh…
Kenapa cerita kita mesti
berakhir begini?
Jika kau tahu
Jika saja kau mengerti
Andy,aku tak kan pernah
berpindah ke lain hati
tak kan pernah…

Dan air mataku bergulir
di pipi
merebak…banyak…
merasakan betapa pengorbanan
kita sesungguhnya sia-sia

Lagi-lagi …terhempas aku
pada kecewa tak bertepi
kudengarkan suara laut kita
sekali lagi
kutanya padanya masih adakah
rindu,kasih,sedih,sayang
dan cintamu?

Namun aku tak dengar jawab
yang kutunggu
Kemudian kulemparkan
cangkang kerang darimu sekuat
tenagaku
aku tak mau melihatnya lagi
selamanya…