Ayo gabung! Poskan karya anda ke salonsastra@yahoo.com atau salonsastra@gmail.com. Karya anda bisa berbentuk puisi, prosa atau renungan (maks. 1 hal quarto), dalam bentuk teks, audio maupun video. Kunjungi juga Obrolan Sastra Salonsastra di Facebook dan Salon Sastra Grup di Flickr.

11.23.2010

Kencing Dalam Kemasan

karya gampang prawoto

sumber gambar : http://www.artserver.nl/

Kail atau jala yang terlemparkan,
sebuah bukti kedalaman tetes
tetes embun kehidupan.
apa mungkin airmata
tanpa kepedihan
sebab
air mengalir karena keterpaksaan.

Perempuanperempuan
Tak lagi setapak melewati
keluhuran jalan leluhurnya.

Kejernihan bukan lagi milik air
karena kutangkutang takmampu
menyimpan sumber mata kehidupan
meranggas, merangsang kencing
hanyut dalam kemasan
tanpa label, hanya dengan
satu bandrol saja
“kenikmatan”

Penginapan2-plat ”S”, 04102009

RENUNGANKU

karya Asqarini

sumber foto dari internet.


Aku ingin seperti seorang syuhada
Yang hidup di sisi-Nya untuk selamanya
Aku ingin seperti seorang syuhada
Yang melimpahkan seluruh hidup hanya kepada-Nya


Ya Allah, betapa besar kenikmatan yang Engkau berikan
Segala kebahagiaan dan kekecewaan yang aku alami
Adalah untuk mempertebal imanku


Aku berhamdalah tatkala Kau berikan kenikmatan
Dan aku belajar untuk bersabar di saat mendapat kesulitan
Karena kuyakin, ada setitik harapan dalam kesusahanku
Karena kupercaya kepada Janji-Mu


Ya Allah, betapa lapangnya kini hatiku
Setelah begitu banyak kesulitan yang aku hadapi
Sekarang terbukalah mata hatiku
Bahwa hanya kepada Engkaulah tempat aku memohon pertolongan
Hanya Engkaulah yang mampu mengobati semua luka hatiku


Allah, terima kasih atas segalanya
Atas petunjuk dan hidayah-Mu kepadaku
Atas kerahiman-Mu yang masih mempedulikanku
Sungguh, aku hanya dapat bergantung kepada-Mu
Bukan kepada seorang manusia pun


Kini, aku lebih percaya kepada kemampuanku
Memahami maksud dan tujuanku hidup di dunia
Mengerti akan alasan Engkau ciptakan diriku
Memahami fungsiku di dunia ini


Allah, begitu besar rasanya aku mencintai-Mu
Cinta yang begitu tulus dan murni
Tapi… mampukah aku mencapai cinta-Mu
Hanya dengan izin-Mu aku mampu mencapainya

Akhirnya, hanya ridha-Mu yang kucari
Hanya surga-Mu yang kudamba
Semoga Engkau selalu bersamaku, dalam hati ini
Karena aku membutuhkan-Mu

Ya, Allah, bila Kau panjangkan umurku
Jadikanlah aku orang yang berguna
Dan janganlah Engkau sia-siakan hidupku
Karena kuingin sepenuhnya mengabdikan hidupku kepada-Mu

Oktober 2000

Sebuah Adegan tentang Malam Lamaran

karya Pringadi Abdi Surya

 
Pertanyaan pertama setelah pertemuan biasanya adalah "dapatkah kita
saling bertukar kartu nama?" tetapi aku terlalu takut untuk menyebut
berapa tanggal kelahiran aku yang adalah tanggal kematian ibu.

Adegan yang sama ketika lilin ditiupkan adalah kain mori dan tanah basah
tersebab airmata yang bercita-cita jadi air terjun. Aku manyun
melihat dirimu bercerita tentang laki-laki yang lahir dari listrik dan rebah
bagai jangkrik yang menemani giliran mati lampu di beberapa distrik.

Aku takut ketinggian. Aku takut kehidupan. Aku takut kehilangan. Aku
takut pada tiba-tiba yang kerap merenggut senyum dan pertemuan.

Pertanyaan kedua setelah pertemuan adalah "apakah kau mau kue tart ini?"

Dan tiba-tiba saja semua kue jadi pistol. Kau mengacungkannya kepadaku
seperti permainan dengan satu peluru, "Mari kita bertaruh, kepada siapa

kematian akan memilih?"

sumber foto http://www.blog.fly51fly.com/

Mengapa Palestin

karya Uni Sagena Hasyim

sumber foto : http://www.eramuslim.com/

Palestin yang kutuju
Tangis  bocah yang kudapati
Disisi jasad ibunya, Jihad  ayahnya, Martir  abangnya,
Meratap digenangi darahnya sendiri

Mengapa,  Bibi? [1]
Kau biarkan bocah palestin melempar batu
Hingga lupa taman, lupa bobo` siang, tak  minum susu, tanpa selimut
Sedang anakmu tidur dengan boneka, dongeng dari wonderland,
minum susu hi-calcium, dan  burger double-cheese
lalu kau jawab mereka dengan tank, dengan mesiu, dengan senapan laras panjang
kanak-kanak itu tersungkur di siang terang,
membatu di beku matamu

mengapa, Mubarak? [2]
Persadamu mewarisi peradaban
Dengan pekat ladang minyakmu
Namun kau bersekongkol dengan mereka
Berdekapan memunggungi saudaramu

Mengapa ia Palestin?
berjengkal  tanahnya  bersemuka
Chauvinistik laskar yahudi
dengan yarmulke dan bintang david di dadanya
Berlusin sepatu boot  mereka menggesa ia pergi
 Berlarian di bawah poster  Arafat dan Rabin
Yang  lama dahulu bersalaman
 tersenyum dan semu:

KL, 2010


[1] Nama kecil Benyamin Netanyahu, PM Israel
[2] Hosni Mubarak, Presiden  Mesir

lukisan di dinding

karya yoyong amilin
- bingkisan dari ruang tamu bang amsir

sumber foto : http://www.artserver.nl/

gelombang rindu menepi di karang kehidupan
perahu layar menjauh
menitiskan kisah cinta nenek moyang
yang pernah terdampar di angin senja
dalam ceria arakan awan

kepak camar melambai
memanggil kembali pulang
kepangkuan ibu yang setia di dapur